1.1..a.10. Aksi Nyata-Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah (Artikel Refleksi)

 

Artikel Aksi Nyata: Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

SMP Unggul YPPU Sigli, 17 November 2020

 

PERMASALAHAN GENK PELAJAR DAN SOLUSINYA

Rosa Fitriani R, S. Pd

CGP Kabupaten Pidie

SMP Unggul YPPU Sigli

email: rosafitrianir@gmail.com

LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha yang disengaja dan dilakukan secara sistematis agar suasana belajar kondusif sehingga para peserta didik bisa mengembangkan bakat dan kemampuan dirinya dengan lebih maksimal lagi. Dengan mengikuti pendidikan yang sudah ditempuh, harapannya para peserta didik mampu memiliki akhlak yang mulia, berkepribadian luhur, tinggi kemampuan spiritualitasnya, memiliki kecerdasan yang luar biasa dan juga mempunyai keterampilan yang nantinya berguna bagi dirinya sendiri dan juga bagi masyarakat sekitar.

Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pembauran diantara murid dalam kelas-kelas belajar dengan berbagai latar belakang di SMP YPPU Sigli dengan mengimplementasikan pembauran tersebut. Siswa dibagi menjadi kelompok kelas dengan jumlah tiga kelas per tingkatan.

Fenomena yang terjadi dalam pembauran tersebut yang saya temukan adalah terbentuknya Kelompok-kelompok Siswa atau lazim disebut sebagai Genk yang membatasi pergaulan sosialnya didalam kelas hanya kepada beberapa anggota kelompoknya tersebut.

Hal ini menyebabkan terjadinya gap atau batasan yang menjadi pemisah antar murid. Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor yang menghambat efektifnya pembelajaran yang dilakukan.

Secara konkrit, terjadi gesekan antar murid dikarenakan sentimen negatif berupa ejekan, sindiran yang terjadi antar anggota kelompok yang berimbas kepada efektivitas pembelajaran.

DESKRIPSI AKSI NYATA

Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang diatas, saya mencoba untuk mengkaji suatu pilihan solusi guna meminimalisir dampak dari terbentuknya kelompok-kelompok atau genk murid dalam kelas. Saya mempersiapkan beberapa rancangan kegiatan dalam pembelajaran yang melibatkan semua murid di kelas.

Saya memecah kelompok yang mereka bentuk sendiri dan membentuk kelompok- kelompok kerja kelas yang merupakan pembauran dari seluruh anggota kelas. Pemecahan kelompok dilakukan dengan permulaan perombakan daftar piket harian kelas dimana murid cenderung memilih untuk melaksanakan tugas piket dihari yang sama dengan teman yang dia pilih karena satu kelompok atau genk.

Selanjutnya, saya membentuk kelompok kelompok kerja murid yang heterogen. Tidak memecah murid berdasarkan latar belakang keluarga dan ekonomi, namun membagi secara berimbang murid dengan kemampuan yang baik, sedang maupun rendah ke dalam kelompok-kelompok kerja kelas. Kelompok ini akan permanen untuk semua mata pelajaran.

Selanjutnya, mempersiapkan bahan ajar yang sesuai untuk dikerjakan secara bersama dan dapat menyatukan mereka sebagai satu kelompok yang nantinya diharapkan akan melunturkan ikatan kelompok atau genk awal serta dapat menghilangkan anggapan-anggapan yang saling merendahkan diantara murid. Dengan demikian akan terjalin suatu hubungan keakraban yang baru yang didasari pengakuan terhadap kemampuan masing-masing anggota kelompok sehingga terjalin keakraban yang akan membuat kelas menjadi tempat yang baik untuk murid dalam mempelajari kehidupan sosial bermasyarakat.

Selain itu, diharapkan murid dapat belajar secara langsung implementasi dari  nilai-nilai pembentukan karakter yaitu saling menghargai dan menghormati diantara murid, saling membantu, bertanggung jawab, bekerjasama dalam pemecahan masalah, dan bersatu sebagai bagian dari kelas.

HASIL AKSI NYATA

Setelah melakukan aksi sesuai rencana yang telah di paparkan sebelumnya, saya menemukan bahwa murid mulai mau membaur dengan seluruh warga kelasnya. Kelompok-kelompok atau genk awal mulai tidak tampak.

Murid terlihat mulai menunjukkan simpati dan empatinya terhadap teman. Mereka mulai paham kondisi yang berbeda yang dilalui oleh setiap temannya dalam kelompok yang baru. Mereka juga saling memotivasi antar anggota kelompok kerjanya walau hanya dalam bahasa sederhana pergaulan murid ditingkat SMP.

Selain itu, berdasarkan pelaksanaan aksi nyata, saya juga menemukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pengetahuan anak. Hal ini mungkin terjadi karena mereka sudah saling mengenal dan mau untuk secara terbuka berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan dalam belajar. Hal ini berimbas pada merata nya hasil uji pengetahuan untuk mata pelajaran yang saya ampu yaitu Bahasa Inggris.

Selanjutnya, murid juga sudah mulai menunjukkan adanya keterikatan dengan saling bertanya ketika ada teman nya yang tidak hadir. Hal ini merupakan perwujudan sikap peduli terhadap lingkungan terdekatnya.

Diakhir hasil aksi nyata, saya menemukan bahwa murid sudah menunjukkan adanya persatuan. Mereka cenderung saling menghargai perbedaan kemampuan tanpa mencemooh ataupun merendahkan. Mereka juga mampu menyepakati berbagai rencana kerja kelompok baik untuk tugas mapel maupun kegiatan bersama dalam kelas di luar dari mapel.

Sebagai kesimpulan hasil aksi nyata, saya dapat mengatakan bahwa pembauran yang saya lakukan dapat membawa perubahan sikap murid dalam memperlakukan teman satu kelasnya. Hal ini juga dapat menghapuskan anggapan anggapan tidak baik antar teman dalam kelas. Hasil aksi nyata ini menunjukkan bahwa ketika murid berhenti membatasi diri dalam kelompok eksklusif nya atau genk, berakibat positif pada peningkatan kemampuan belajarnya dan juga kemampuan seluruh anggota kelas tersebut menjadi merata baik di segi kognitif, afektif maupun psikomotornya. 

PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT

KEBERHASILAN

Beberapa keberhasilan dari aksi yang telah saya terapkan, antara lain: murid telah mampu bekerja sama didalam kelompoknya yang baru tanpa memilih-milih teman. Mereka mulai mau membaur dengan seluruh warga kelasnya. Murid terlihat mulai menunjukkan perhatiannya terhadap teman baik bentuk simpati maupun empati. Saya juga menemukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pengetahuan anak. Mereka sudah mau membuka diri untuk berdiskusi dan belajar bersama. Hal ini terjadi mungkin karena mereka sudah saling merasa nyaman dalam berteman. Beberapa hal tersebut tentu saja membawa efek positif dalam lingkungan sekolah yang tentunya akan sangat berpengaruh pada peningkatan kemampuan siswa baik secara kognitif, psikimotor, maupun afektif.

KEGAGALAN

Ada beberapa murid yang belum menunjukkan perubahan sikap terhadap teman-temannya. Mereka masih membatasi diri dan kelompoknya untuk berbaur dengan teman lainnya dikelas. Masih terjadi penolakan pembauran terutama terhadap perombakan daftar piket kelas yang terkesan diterima namun secara terpaksa. Hal ini terbukti ketika pelaksanaan piket masih ada murid yang tidak mau melaksanakan piket kecuali dengan kelompok atau genk awalnya.

Selain itu, pembauran yang terjadi belum menunjukkan perubahan yang signifikan dan merata dibidang pengetahuan. Masih ada beberapa murid yang belum menunjukkan perubahan meskipun sudah dibagi dan bergabung kedalam kelompok baru yang anggotanya heterogen dari segi kemampuan dibidang kognitif.

Menurut saya, hal ini terjadi  disebabkan masih ada kendala pada pribadi murid yang berkaitan dengan minat belajar.

RENCANA PERBAIKAN

Mencoba melakukan kolaborasi dengan guru  pelajaran lainnya untuk bersama melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai yang dijelaskan diatas, sehingga lebih terlihat perubahan yang diharapkan dan terjadi lebih merata di seluruh warga kelas.


 

DOKUMENTASI

 

                     

Proses Diskusi Awal dengan Rekan Guru 

Berbagi Praktik Baik dan Diskusi Umum Kondisi Sosial Kelas


Praktek Mencari Referensi Tugas di Perpustakaan dalam Kelompok yang Heterogen


         Kegiatan Hiburan sesuai Minat Siswa masih sesuai dengan Kelompok yang Heterogen

Kegiatan Uji Hasil Pembelajaran

Pemaparan Hasil Kerja Kelompok

Dokumentasi Hasil Awal Pelaksanaan Pembauran Siswa



Hasil Diskusi Kerja Berbentuk Kreatifitas

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini